Mengetahui idgham bighunnah dan bilaghunnah dalam ilmu tajwid ini sebenarnya cukup penting, simak selengkapnya disini!
Idgham bighunnah dan bilaghunnah dalam ilmu tajwid ini sebenarnya cukup penting. Sebab idgham termasuk aturan penting dalam pengucapan huruf-huruf pada Al-Qur’an.
Umumnya, idgham hanya menggabungkan dua huruf yang berjumpa dalam satu kata. Atau bisa dikatakan menggabungkan diantara kata-kata sehingga pengucapannya nantinya akan lebih lancar.
Idgham Bighunnah dan Bilaghunnah
Pada dasarnya, Idgham ini terbagi atas dua kategori utama, yakni bighunnah serta bilaghunnah. Kedua Idgham bighunnah dan bilaghunnah ini tentunya mempunyai perbedaan yang lebih signifikan dalam pelaksanaannya.
- Idgham Bighunnah
Idgham bighunnah tergolong sebagai bentuk penggabungan huruf yang diucapkan dengan suara dengung atau “ghunnah”. Suara ghunnah ini termasuk ke dalam getaran yang akan dirasakan di hidung pada saat pengucapan.
Saat ini, ada sekitar empat huruf yang termasuk dalam kategori ini, yakni: ن (nun), م (mim), ي (ya), serta ل (lam). Namun, biasanya untuk idgham bighunnah ini hanya berlaku pada huruf nun sukun serta tanwin yang berjumpa dengan huruf nun, mim, ya, beserta lam.
Contoh dari adanya idgham bighunnah yaitu pada bacaan “مِنَ النَّارِ”. Di mana nantinya huruf nun sukun tersebut akan langsung berjumpa dengan huruf ya.
Jadi untuk pengucapan nun sukun ini nantinya juga akan digabungkan dengan ya. Dengan kata lain, menjadi “مِنْنِي” suara ghunnah pada nun juga akan langsung mengalir ke ya.
Efek dari adanya idgham bighunnah yaitu menjadikannya jauh lebih lembut serta mengalir. Bahkan, nantinya ghunnah akan terlihat lebih jelas serta terdengar di hidung.
- Idgham Bilaghunnah
Sebaliknya, idgham bilaghunnah ini tergolong sebagai penggabungan huruf tanpa adanya suara dengung. Adapun huruf tersebut yaitu ر (ra), ل (lam), serta ح (ha). Bilaghunnah terjadi pada saat tanwin atau nun sukun berjumpa dengan huruf lam atau ra.
Pada idgham bilaghunnah, tentunya pengucapan huruf nun sukun atau tanwin saat itu akan langsung tidak disertai dengan ghunnah. Misalnya saja dalam bacaan “مِنَ الْمَاءِ”, maka artinya nun sukun tersebut berjumpa dengan huruf lam.
Namun, untuk pengucapan nun nantinya tidak akan langsung disertai dengan ghunnah. Melainkan, juga harus bisa digabungkan langsung dengan lam sehingga menjadi “مِنَ اللَّـهِ”.
Bilaghunnah satu ini sebenernya lebih menekankan pada penggabungan yang lebih cepat serta jelas. Jadi tidak perlu lagi getaran di hidung. Pengucapan satu ini tentunya akan menjadi lebih padat.
Jadi tidak perlu lagi efek suara ghunnah. Dalam praktek bacaan Al-Qur’an, bilaghunnah ini nantinya juga akan langsung membuat alunan bacaan menjadi lebih tegas dan konsisten. Hal tersebut tentunya harus bisa disesuaikan dengan tajwid yang benar.
- Perbandingan dan Penerapan
Perbedaan utama antara Idgham bighunnah dan bilaghunnah satu ini sebenarnya terletak pada penggunaan suara ghunnah. Bighunnah ini juga perlu pengucapan dengan ghunnah yang telah menghasilkan getaran di hidung.
Sementara itu, bilaghunnah tidak perlu lagi efek tersebut. Penerapan kedua jenis idgham ini sangatlah penting dalam membaca Al-Qur’an dengan benar. Hal tersebut tentunya karena mempengaruhi kejelasan serta keindahan bacaan.
Kunjungi juga situs pemudahijrah.com ya, disitu ada banyak informasi mengenai agama Islam.
Kesimpulan
Dalam praktiknya, tentunya memahami perbedaan yang akan langsung membantu memperbaiki kualitas dari bacaan Al-Qur’an. Selain itu juga, dapat menjaga keakuratan dalam mengikuti tajwid.
Hanya dengan memahami Idgham bighunnah dan bilaghunnah, tentunya pembaca Al-Qur’an bisa langsung meningkatkan keterampilan membaca. Hal tersebut untuk memastikan bahwa bacaan sudah sesuai dengan aturan tajwid, serta nantinya memberikan nuansa yang benar pada setiap ayat.